Rabu, 07 November 2012

Sebuah Filsafat Tentang "SALAH"


Sebuah Filsafat Tentang "SALAH"
Tak ada benar bila tak ada sudut pandang NETRAL/ OBYEKTIF
Dikisahkan suatu hari, ada seorang ayah yang tinggal di sebuah desa, ia mengajak anak nya pergi ke pasar yang ada ti pusat kota mengendarai seekor kuda yang kurus untuk membeli sedikit keperluan keluarganya. Mereka berangkat pagi-pagi..

Sang ayah menuntun kuda nya yang kurus, sementara sang anak duduk di atas pelana kuda untuk menempuh perjalanan ke pasar yang berada di tengah kota..sesampai di suatu tempat mereka bertemu dengan seorang kawan nya yang baru pulang dari pasar...dan sang kawan bilang...Nak..kamu masih muda, apa tidak kamu kasihan pada ayahmu, ayahmu berjalan menuntun kuda, sementara kamu duduk manis di atas pelana kuda...ayahmu sudah tua nak....Kata sang kawan ayah.

Maka bergantilah posisi, sang anak yang jalan kaki menuntun kudanya, sementara sang ayah yang duduk diatas pelana kuda untuk meneruskan perjalanan menuju pasar di pusat kota. Ditengah perjalanan, mereka bertemu lagi dengan seorang kawan yang juga baru pulang dari luar kota untuk niaga...Sang kawan pun bilang pada mereka...Pak Tua..apa bapak tidak merasa kasihan pada anak bapak, anak bapak yang masih kecil jalan kaki menuntun kuda, sementara bapak yang masih kuat duduk enak-enak di atas pelana kuda...Pak Tua..anak bapak masih terlalu kecil untuk menempuh perjalanan jauh...kasihan anak bapak...Kata sang Kawan tadi.

Maka bergantilah posisi, sang anak di suruh naik di depan sang ayah duduk diatas pelana kuda dan sang ayah yang mengendalikan kuda nya, sambil menjaga sang anak agar tidak terjatuh dari kuda, lalu mereka meneruskan perjalanan mereka ke pasar yang ada di tengah kota. Hingga di suatu tempat di tengah perjalanan kembali mereka bertemu dengan tetangga mereka yang baru pulang dari rumah kerabat yang tinggal di kota...Sang tetangga pun bilang pada mereka...Pak Tua dan Nak Fulan...Apa bapak dan nak Fulan tidak merasa kasihan pada kuda kurus kalian ini yang kepayahan berjalan, dimana kalian justru berdua naik di atas pelana nya...Kuda sudah sangat kurus, sangat kepayahan jalan nya, masih saja di naikin oleh kalian...perjalanan ke pasar masih jauh pak..dan nak Fulan..apa bapak dan anak tidak kasihan pada kuda kurus bapak...??...Kata sang Tetangga.

Maka mereka pun berganti posisi, mereka berdua, anak dan ayah berjalan beriringan menuntun kudanya yang kurus untuk melanjutkan perjalanan ke pasar yang berada di tengah kota. Dan tengah perjalanan pula mereka bertemu dengan seorang Ibu dan bilang pada mereka...Pak Tua dan Nak Fulan...kalian ini bagaimana sih..pasar itu masih jauh...kalian kan bawa kuda, kenapa tidak di naikin supaya lebih cepat sampai ke pasar..kalian ini bodoh banget sih....Ntar keburu siang, kalau kalian menuntun kuda sambil berjalan demikian, kapan mo sampai nya ke pasar, nanti keburu pasar nya sepi, dan pedagang nya sudah pada pulang..kata sang ibu.

Akhirnya Kuda kurus mereka di tinggal dan ditambatkan di rumah penduduk agar kudanya istirahat, lalu mereka ayah dan anak naik gerobak meneruskan perjalanan mereka menuju ke pasar...baru beberapa meter gerobak berjalan, ada salah seorang penumpang gerobak yang kebetulan tetangga mereka...kata tetangga..Pak Tua dan nak Fulan...mana kuda kalian..kenapa kok kalian tidak naik kuda..tanya tetangga tadi...Kudanya kami tambatkan di rumah penduduk agar bisa istirahat, sementara kami naik gerobak saja menuju pasar..kata sang ayah. Sang tetangga pun bilang..kalian ini bagaimana sih..ayah dan anak sama-sama bodohnya..kalian kan punya kuda...bisa kalian pakai untuk pergi kepasar...ini kok malah di tinggal di jalan dan malah naik gerobak...kalian kan sudah tiap hari nya memelihara dan memberi makan kuda kalian..kan kuda kalian bisa di pakai menuju ke pasar..demikian kata tetangga mereka yang naik gerobak dari desa ke kota.

Maka turunlah mereka berdua dari Gerobak dan berjalan kembali di mana kuda meraka di tambatkan tadi...lalu mereka istirahat sebentar karena kepayahan jalan setelah turun dari gerobak menuju tempat kuda di tambatkan. Didalam kepayahan mereka ssat melepas lelah, mereka kembali bertemu dengan seorang pedagang yang baru saja pulang dari pasar karena dagangan laris dan habis..Kata sang pedagang...Lho bapak ada di sini..mau kemana..?? saya mau ke pasar untuk membeli keperluan..saya bersama anak saya ini..kata ayah si Fulan. bapak ini bagaimana sih...sekarang sudah siang..bapak baru sampai di sini, sementar perjalanan ke pasar masih jauh...seandainya bapak sampai di pasar pun para pedagang sudah pada pulang...saya saja sudah pulang ini..dan teman-teman saya juga sudah banyak yang pulang, karena dagangan kita laris...kata pedagang.

Akhirnya daripada meneruskan ke pasar namun sudah kesiangan, akhirnya mereka memilih untuk pulang dengan menyewa bak terbuka, meraka beserta kuda nya naik di bak terbuka...dan akhir nya sampailah di rumah.. Sesampai di rumah sang isteri bertanya...Ayah..sudah dapat keperluan kita hari ini sepulang dari pasar yah..?? tanya sang Isteri. maka diceritakanlah kronologis perjalanan mereka dari rumah sampai mereka kembali pada sang isteri...sang isteri pun sewot..ayah gimana sih..duit capai-capai nyari buat beli keperluan kita malah buat bayar bak terbuka mengangkut kuda jelek kurus segala..terus kita gimana, kita sudah gak punya duit lagi..kata sang Isteri.....Capai deh..!!! Sebuah renungan buat sahabat....Tentang sebuah "SALAH"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar